Proses hidrolisis adalah
proses pemecahan suatu molekul menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana
dengan bantuan molekul air. Hidrolisis protein adalah proses pecahnya atau
terputusnya ikatan peptida dari protein menjadi molekul yang lebih sederhana.
Hidrolisis ikatan peptida akan menyebabkan beberapa perubahan pada protein,
yaitu meningkatkan kelarutan karena bertambahnya kandungan NH3+
dan COO- dan berkurangnya berat molekul protein atau polipeptida,
rusaknya struktur globular protein (Nielsen, 1997). Reaksi
katalisis protease secara umum ditunjukkan pada Gambar di bawah ini:
X = rantai peptida sebelumnya
Y = rantai peptida sesudahnya
Hidrolisis Ikatan Peptida oleh Enzim Protease
Menurut Sediaoetama (2000) ada tiga cara yang dapat
ditempuh untuk menghidrolisis protein, yaitu hidrolisis menggunakan asam, basa
dan enzim.- Hidrolisis Asam
Hidrolisis
dengan mempergunakan asam kuat anorganik, seperti HCl atau H2SO4
pekat (4-8 normal) dan dipanaskan pada suhu mendidih, dapat dilakukan
dengan tekanan di atas satu atmosfer, selama beberapa jam. Menurut Girindra
(1993), akibat samping yang terjadi dengan hidrolisis asam ialah rusaknya
beberapa asam amino (triptofan, sebagian serin dan threonin).
- Hidrolisis Basa
Hidrolisis protein menggunakan
basa merupakan proses pemecahan polipeptida dengan menggunakan basa / alkali
kuat, seperti NaOH dan KOH pada suhu tinggi, selama beberapa jam, dengan
tekanan di atas satu atmosfer. Menurut Girindra (1993), serin dan threonin
rusak dengan basa.
- Hidrolisis Enzimatik
Hidrolisis enzimatik dilakukan
dengan mempergunakan enzim. Dapat digunakan satu jenis enzim saja, atau
beberapa jenis enzim yang berbeda. Penambahan enzim perlu dilakukan pengaturan
pada kondisi pH dan suhu optimum (Anonymous, 2001).
Dibandingkan dengan hidrolisis
secara kimia (menggunakan asam atau basa), hidrolisis enzimatik lebih
menguntungkan karena tidak mengakibatkan kerusakan asam amino dan asam-asam
amino bebas serta peptida dengan rantai pendek yang dihasilkan lebih
bervariasi, reaksi dapat dipercepat kira-kira 1012 sampai 1020,
tingkat kehilangan asam amino esensial lebih rendah, biaya produksi
relatif lebih murah dan menghasilkan komposisi asam amino tertentu terutama
peptida rantai pendek (dipeptida dan tripeptida) yang mudah diabsorbsi oleh
tubuh (Winarno, 1986; Giyatmi, 2001).
Beddows, et.al (1979) dalam
Sukardi (1985) menyebutkan salah satu cara lain untuk menghidrolisis kandungan
protein dalam suatu bahan dapat menggunakan enzim proteolitik baik yang berasal
dari bahan itu sendiri atau dengan penambahan enzim dari luar bahan. Enzim
proteolitik yang ditambahkan dapat berasal dari hewan maupun dari tumbuhan.
Menurut Reed (1975) enzim proteolitik atau enzim protease adalah enzim yang
dapat memecah molekul-molekul protein dengan cara menghidrolisis ikatan peptida
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti proteosa, pepton,
polipeptida, dipeptida dan sejumlah asam-asam amino.
No comments:
Post a Comment